Selasa, 30 April 2013
Kisah Lucu Selama di Amerika, Part 2
Hari
itu adalah hari pertama kami akan kuliah di Temple University. Jadwal
kuliah pertama adalah jam 9. Sialnya pagi itu aku dan teman sekamarku
Richard terlambat bangun, mungkin efek kelelahan setelah beraktifitas
penuh dan menempuh perjalanan jauh sehari sebelumnya. Setelah bangun dan
bersiap untuk berangkat kami mendapati lobi sudah kosong. Ternyata
teman-teman yang lain telah lebih dulu pergi ke kampus, yang tersisa
hanya Hanna dan Hetty. Kami pun bergegas menyusul yang lainnya yang
sudah tiba di ruangan kelas. Karena baru pertama kali tiba di kampus
itu, kami pun tidak tahu arah. Inisiatif untuk menelepon Franky pun
dilakukan. "kamu belok kiri aja setelah keluar dari Conwell (tempat kami
menginap) baru belok kanan. Cari aja gedung Tuttleman di samping gedung
perpustakaan" Kata Franky. Kami pun melaksanakan arahan tersebut dan
berjalan cepat di tengah dinginnya udara yang menusuk hingga ke
pori-pori kulit. Setelah berjalan cukup lama (hampir 10 menit) kami
merasa aneh, kok tidak sampai ke gedung perkuliahan. Kembali kami
hubungi Franky dan dia tetap mengatakan hal yang sama "Belok kiri dari
Conwell terus belok kanan. Gedung Tutleman di samping perpustakaan".
Kami pun berdebat ringan tentang arah yang seharusnya ditempuh.
Inisiatif lanjutan! Kami bertanya kepada salah seorang pejalan kaki
tentang arah menuju Tuttleman, yang sialnya dia juga sedang mencari
gedung tersebut! Pffftt, sempat pasrah karena sudah terlambat 20 menit
di hari pertama kuliah di negeri orang, kami pun bertanya kepada salah
seorang pejalan kaki yang lainnya yang untungnya dia tahu letak gedung
Tuttleman dan bahkan dengan baik hati bersedia mengantarkan kami kesana.
Selamat teriakku dalam hati. Setelah tiba di depan gedung Tuttleman
kami mengucapkan terima kasih kepada orang tersebut. Dan akhirnya kami
terlambat lebih dari 35 menit! Tahukah kalian, jarak antara gedung
Tuttleman dengan Conwell (tempat kami menginap) ternyata hanya berjarak
sekitar 50 meter yang dapat ditempuh selama 4-5 menit berjalan kaki?
Tapi kami menempuhnya selama lebih dari 35 menit!
#lost direction gara-gara dua kali belok kiri, baru belok kanan. Seharusnya sekali belok kiri dan sekali belok kanan. -_-"
Kisah Lucu Selama di Amerika, Part 1
Saat
itu kami masih belum bisa beradaptasi dengan baik terhadap makanan
Amerika. Sehingga banyak di antara kami hanya mengambil sedikit makanan
sekedar penahan lapar pada saat makan malam bersama di Pendle Hill.
Beberapa teman mengeluh masih merasa lapar karena memang makanan yang
disediakan untuk kami sangat berlawanan dengan selera lidah kebanyakan
orang Indonesia yang membuat kami tidak banyak makan. Beruntung, aku
membawa 4 bungkus Indomie yang kubeli di minimarket di Jakarta sebelum
kami berangkat. Setelah ngobrol singkat dengan Mathelda di asrama, kami
berinisiatif untuk menyeduh mie instan sebagai menu penutup malam itu.
Namun kami tidak memiliki mangkuk dan sendok sehingga harus meminjamnya
dari dapur di Main House (Gedung Utama) yang terletak di gedung yang
berlainan dengan gedung asrama. Kami pun melangkah pergi keluar dari
asrama. Malam itu cuaca cukup ekstrim kurang dari 5' Celcius. Setelah
melangkah keluar dari asrama menuju Main House yang berjarak sekitar 50
meter bersama Mathelda, aku merasa kedinginan bahkan kakiku terasa
sangat kaku. Kemudian aku baru sadar, aku tidak memakai sepatu dan hanya
memakai sendal jepit di tengah terpaan angin malam di musim dingin!
Sontak aku lari sekencang-kencangnya menuju dapur di Main House. Segera
setelah meminjam mangkuk dan sendok aku pun kembali lari dengan cepat
menuju asrama. Tebak apa reaksi Mathelda? Dia tertawa melihat
kekonyolanku -_-"
Untuk membuang rasa malu, aku hanya berkata kepada Mathelda dan teman-teman yang lain "Sengaja, buat tes kesaktian" :)
Kamis, 25 April 2013
GESYAM, Mengembangkan Minat dan Bakat Mahasiswa Dalam Menulis
Menulis adalah proses menuangkan segala ide yang bersifat abstrak ke dalam bentuk nyata. Fitrah manusia untuk selalu berpikir terhadap fenomena apa saja yang terjadi. Hal ini sebagai akomodasi dalam pendayagunaan akal yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada manusia. Namun seringkali apa yang terlintas di dalam benak menghilang begitu saja. Hal ini disebabkan memori manusia ibarat penyimpanan data yang tata letaknya tidak teratur sehingga perlu dirangkai kembali agar menjadi pemikiran yang sistematis. Salah satu cara untuk merangkai pemikiran tersebut ialah dengan menulis.
Dewasa ini menulis adalah salah satu aktifitas yang banyak dilakukan. Tidak terbatas bagi orang yang bekerja saja, bahkan para pelajar dan mahasiswa pun sudah mengakrabkan dirinya dengan dunia tulis menulis. Namun meskipun menulis adalah kegiatan wajib bagi mahasiswa dalam rangka penulisan karya ilmiah, masih sedikit sekali ditemukan adanya mahasiswa yang menjadikan menulis sebagai hobi. Dalam artian menulis hanya dilakukan sebagai pemenuhan tugas-tugas perkuliahan. Di luar itu menulis ibarat pekerjaan yang membosankan bagi beberapa kalangan. Padahal di samping sebagai sarana untuk penyelesaian tugas-tugas perkuliahan, menulis dapat menjadi skill penunjang mahasiswa baik dalam menempuh pendidikan maupun sebagai persiapan untuk terjun ke dalam dunia pekerjaan kelak.
Berangkat dari situ, saya mencoba menemukan formulasi jitu agar menulis dijadikan sebagai hobi yang menyenangkan. Setelah mendapatkan inspirasi yang luar biasa dari gerakan menulis yang dikembangkan oleh salah satu perguruan tinggi di Indonesia, saya menemukan ide untuk membuat hal serupa di kampus saya sendiri, STAIN Palangka Raya. Namun berbeda dengan program tersebut yang sifatnya berupa perlombaan dimana akan berakhir ketika perlombaan tersebut selesai, saya pribadi menginginkan adanya kontinuitas dalam program yang nanti akan saya dan teman-teman kembangkan. Menulis perlu dikembangkan sebagai salah satu aktifitas harian atau paling tidak mingguan. Setelah pembentukan konsep yang cukup matang akhirnya program yang akan kami cetuskan tersebut dinamakan dengan GESYAM, kepanjangan dari Gerakan Syari’ah Menulis. GESYAM adalah gerakan yang mendorong mahasiswa-mahasiswa jurusan Syari’ah STAIN Palangka Raya agar aktif menulis.
Sempat mendapatkan masukan dari beberapa teman yang berasal dari jurusan lain supaya gerakan ini diperluas menjadi skala STAIN Palangka Raya. Akan tetapi setelah diperhatikan dengan seksama, sebagai gerakan yang baru saja lahir diperlukan adanya prototype sebagai tolak ukur progress dari program tersebut. Akhirnya dengan berat hati kami tetap memutuskan bahwa gerakan menulis ini untuk sementara masih terbatas kepada mahasiswa-mahasiswa jurusan Syari’ah saja. Adapun mahasiswa jurusan lain tetap dapat bergabung meski hanya sebagai kontributor. Dan kami tetap tidak menutup kemungkinan adanya wacana perluasan ruang lingkup gerakan menulis agar menjangkau seluruh lapisan mahasiswa dari berbagai jurusan di STAIN Palangka Raya.
Sebagai upaya penanaman kebiasaan menulis bagi mahasiswa jurusan Syari’ah STAIN Palangka Raya, kami memunculkan wacana Satu Minggu Satu Artikel atau yang kami singkat dengan SMART. Dengan program ini maka diharapkan mahasiswa Syari’ah akan menjadi terbiasa untuk menulis dan melahirkan tulisan paling tidak satu minggu sekali. Hal ini tentu akan berimplikasi terhadap perkembangan mahasiswa itu sendiri.
Jangan lupa klik dan like page http://www.facebook.com/GerakanSyariahMenulis
Selasa, 23 April 2013
Keunggulan Dan Keistimewaan Hukum Islam
Oleh Ahmad Rafuan
April 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam teori kontrak sosial, Plato
menggambarkan hubungan erat antara penguasa dan masyarakat. Penguasa bertugas
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Tapi sesungguhnya penguasa tidak mampu
berbuat apa-apa tanpa adanya bantuan dan keteraturan dari masyarakat itu
sendiri. Keteraturan disini memerlukan sebuah nilai-nilai yang disepakati
bersama, yakni hukum. Setiap ada masyarakat maka bisa dipastikan akan ada hukum
yang hidup disana.
Hukum berbeda-beda jenisnya. Ada
hukum murni hasil olah pikir manusia ada juga hukum yang bersumber dari wahyu
Tuhan. Tapi dari semua itu tetap saja hukum bertujuan untuk memenuhi hajat
hidup orang banyak, memberikan keadilan, dan menimbulkan keteraturan. Salah
satu hukum yang bersumber dari wahyu adalah hukum Islam. Kaidah dan nilai-nilai
hukum bersumber langsung dari firman Tuhan dan sabda utusan-Nya. Dalam hal ini
sumber hukum adalah Al Qur’an dan Hadits.
Meskipun sumber hukum Islam telah
hadir lebih dari 14 abad yang lalu, tapi tetap saja nilai-nilai yang terkandung
bersifat universal dan tidak lekang oleh waktu dan tempat. Ia tetap relevan
untuk diaplikasikan kapan pun dan dimana pun. Itulah keunggulan dan
keistimewaan hukum Islam dibanding hukum-hukum lainnya.
Di dalam makalah ini akan dibahas
beberapa hal berkenaan dengan keunggulan dan keistimewaan hukum Islam. Tidak
lupa akan disebutkan tujuan dari hukum Islam itu sendiri. Dan juga di dalam
makalah ini akan sedikit dijelaskan mengenai kedinamisan hukum Islam dalam
memenuhi tuntutan zaman.
Minggu, 21 April 2013
Polemik Ujian Nasional Sebagai Penentu Kelulusan
Oleh Ahmad Rafuan
21 April 2013
Pekan Ujian Akhir Nasional bagi para pelajar sudah tiba. Lagi-lagi banyak cara yang ditempuh oleh generasi UN agar bisa berhasil dan dinyatakan lulus UN dengan nilai yang baik. Ada yang menggelar shalat hajat, meminta doa kepada para guru spiritual, ada yang mendatangi paranormal, dan tidak lupa belajar keras siang dan malam hingga lupa waktu. Tentu jauh hari sebelumnya mereka juga mengikuti les tambahan berbagai mata pelajaran yang akan diujikan. Tujuannya hanya satu, lulus Ujian Nasional!
21 April 2013
Pekan Ujian Akhir Nasional bagi para pelajar sudah tiba. Lagi-lagi banyak cara yang ditempuh oleh generasi UN agar bisa berhasil dan dinyatakan lulus UN dengan nilai yang baik. Ada yang menggelar shalat hajat, meminta doa kepada para guru spiritual, ada yang mendatangi paranormal, dan tidak lupa belajar keras siang dan malam hingga lupa waktu. Tentu jauh hari sebelumnya mereka juga mengikuti les tambahan berbagai mata pelajaran yang akan diujikan. Tujuannya hanya satu, lulus Ujian Nasional!
Sabtu, 13 April 2013
Problematika Menulis
Oleh Ahmad Rafuan
13 April 2013
Menulis adalah bentuk kreatifitas
menuangkan ide-ide dalam bentuk nyata. Menulis sebenarnya merupakan kegiatan
yang menyenangkan. Namun seringkali bagi beberapa orang menulis adalah sebuah
momok.Tidak kurang bagi saya sendiri juga demikian.
Kesulitan yang sering ditemui dalam
menulis adalah menorehkan kalimat pertama. Inilah yang membutuhkan waktu lama
untuk memikirkan kata apakah yang pantas untuk mengawali tulisan kita. Namun
sungguh apabila sudah menemukan kalimat awal, maka kalimat-kalimat selanjutnya
akan mengalir dengan sendirinya mengikuti alur pemikiran yang berkecamuk di
otak.
Langganan:
Postingan (Atom)