Selasa, 30 April 2013

Kisah Lucu Selama di Amerika, Part 3

Sewaktu taksi yang pernah kami tumpangi berhenti di tempat tujuan kami di Newseum Washington DC, temanku Fadi (dia gak paham bahasa Indonesia) yang duduk di kursi depan berkata "Hey guys, c'mon here we go" (Hey kawan, ayo kita pergi). Kebetulan saat itu temanku yang bernama Nino masih ketiduran di sampingku di kursi belakang, jadi kupanggil saja "no no, bangun no". Sontak Fadi kaget, "why? This is our destination. Why don't you want to go? (Kenapa? Ini tempat tujuan kita, kenapa kamu tidak ingin pergi?".
Aku pun ketawa dan menjelaskan bahwa perkataanku "no, no" itu panggilan buat nino, bukan penolakan untuk keluar dari taksi. :D

Kisah Lucu Selama di Amerika, Part 2

Hari itu adalah hari pertama kami akan kuliah di Temple University. Jadwal kuliah pertama adalah jam 9. Sialnya pagi itu aku dan teman sekamarku Richard terlambat bangun, mungkin efek kelelahan setelah beraktifitas penuh dan menempuh perjalanan jauh sehari sebelumnya. Setelah bangun dan bersiap untuk berangkat kami mendapati lobi sudah kosong. Ternyata teman-teman yang lain telah lebih dulu pergi ke kampus, yang tersisa hanya Hanna dan Hetty. Kami pun bergegas menyusul yang lainnya yang sudah tiba di ruangan kelas. Karena baru pertama kali tiba di kampus itu, kami pun tidak tahu arah. Inisiatif untuk menelepon Franky pun dilakukan. "kamu belok kiri aja setelah keluar dari Conwell (tempat kami menginap) baru belok kanan. Cari aja gedung Tuttleman di samping gedung perpustakaan" Kata Franky. Kami pun melaksanakan arahan tersebut dan berjalan cepat di tengah dinginnya udara yang menusuk hingga ke pori-pori kulit. Setelah berjalan cukup lama (hampir 10 menit) kami merasa aneh, kok tidak sampai ke gedung perkuliahan. Kembali kami hubungi Franky dan dia tetap mengatakan hal yang sama "Belok kiri dari Conwell terus belok kanan. Gedung Tutleman di samping perpustakaan". Kami pun berdebat ringan tentang arah yang seharusnya ditempuh. Inisiatif lanjutan! Kami bertanya kepada salah seorang pejalan kaki tentang arah menuju Tuttleman, yang sialnya dia juga sedang mencari gedung tersebut! Pffftt, sempat pasrah karena sudah terlambat 20 menit di hari pertama kuliah di negeri orang, kami pun bertanya kepada salah seorang pejalan kaki yang lainnya yang untungnya dia tahu letak gedung Tuttleman dan bahkan dengan baik hati bersedia mengantarkan kami kesana. Selamat teriakku dalam hati. Setelah tiba di depan gedung Tuttleman kami mengucapkan terima kasih kepada orang tersebut. Dan akhirnya kami terlambat lebih dari 35 menit! Tahukah kalian, jarak antara gedung Tuttleman dengan Conwell (tempat kami menginap) ternyata hanya berjarak sekitar 50 meter yang dapat ditempuh selama 4-5 menit berjalan kaki? Tapi kami menempuhnya selama lebih dari 35 menit!

#lost direction gara-gara dua kali belok kiri, baru belok kanan. Seharusnya sekali belok kiri dan sekali belok kanan. -_-"

Kisah Lucu Selama di Amerika, Part 1

Saat itu kami masih belum bisa beradaptasi dengan baik terhadap makanan Amerika. Sehingga banyak di antara kami hanya mengambil sedikit makanan sekedar penahan lapar pada saat makan malam bersama di Pendle Hill. Beberapa teman mengeluh masih merasa lapar karena memang makanan yang disediakan untuk kami sangat berlawanan dengan selera lidah kebanyakan orang Indonesia yang membuat kami tidak banyak makan. Beruntung, aku membawa 4 bungkus Indomie yang kubeli di minimarket di Jakarta sebelum kami berangkat. Setelah ngobrol singkat dengan Mathelda di asrama, kami berinisiatif untuk menyeduh mie instan sebagai menu penutup malam itu. Namun kami tidak memiliki mangkuk dan sendok sehingga harus meminjamnya dari dapur di Main House (Gedung Utama) yang terletak di gedung yang berlainan dengan gedung asrama. Kami pun melangkah pergi keluar dari asrama. Malam itu cuaca cukup ekstrim kurang dari 5' Celcius. Setelah melangkah keluar dari asrama menuju Main House yang berjarak sekitar 50 meter bersama Mathelda, aku merasa kedinginan bahkan kakiku terasa sangat kaku. Kemudian aku baru sadar, aku tidak memakai sepatu dan hanya memakai sendal jepit di tengah terpaan angin malam di musim dingin! Sontak aku lari sekencang-kencangnya menuju dapur di Main House. Segera setelah meminjam mangkuk dan sendok aku pun kembali lari dengan cepat menuju asrama. Tebak apa reaksi Mathelda? Dia tertawa melihat kekonyolanku -_-"
Untuk membuang rasa malu, aku hanya berkata kepada Mathelda dan teman-teman yang lain "Sengaja, buat tes kesaktian" :)

Kamis, 25 April 2013

GESYAM, Mengembangkan Minat dan Bakat Mahasiswa Dalam Menulis



 Menulis adalah proses menuangkan segala ide yang bersifat abstrak ke dalam bentuk nyata. Fitrah manusia untuk selalu berpikir terhadap fenomena apa saja yang terjadi. Hal ini sebagai akomodasi dalam pendayagunaan akal yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada manusia. Namun seringkali apa yang terlintas di dalam benak menghilang begitu saja. Hal ini disebabkan memori manusia ibarat penyimpanan data yang tata letaknya tidak teratur sehingga perlu dirangkai kembali agar menjadi pemikiran yang sistematis. Salah satu cara untuk merangkai pemikiran tersebut ialah dengan menulis.
    Dewasa ini menulis adalah salah satu aktifitas yang banyak dilakukan. Tidak terbatas bagi orang yang bekerja saja, bahkan para pelajar dan mahasiswa pun sudah mengakrabkan dirinya dengan dunia tulis menulis. Namun meskipun menulis adalah kegiatan wajib bagi mahasiswa dalam rangka penulisan karya ilmiah, masih sedikit sekali ditemukan adanya mahasiswa yang menjadikan menulis sebagai hobi. Dalam artian menulis hanya dilakukan sebagai pemenuhan tugas-tugas perkuliahan. Di luar itu menulis ibarat pekerjaan yang membosankan bagi beberapa kalangan. Padahal di samping sebagai sarana untuk penyelesaian tugas-tugas perkuliahan, menulis dapat menjadi skill penunjang mahasiswa baik dalam menempuh pendidikan maupun sebagai persiapan untuk terjun ke dalam dunia pekerjaan kelak.
    Berangkat dari situ, saya mencoba menemukan formulasi jitu agar menulis dijadikan sebagai hobi yang menyenangkan. Setelah mendapatkan inspirasi yang luar biasa dari gerakan menulis yang dikembangkan oleh salah satu perguruan tinggi di Indonesia, saya menemukan ide untuk membuat hal serupa di kampus saya sendiri, STAIN Palangka Raya. Namun berbeda dengan program tersebut yang sifatnya berupa perlombaan dimana akan berakhir ketika perlombaan tersebut selesai, saya pribadi menginginkan adanya kontinuitas dalam program yang nanti akan saya dan teman-teman kembangkan. Menulis perlu dikembangkan sebagai salah satu aktifitas harian atau paling tidak mingguan. Setelah pembentukan konsep yang cukup matang akhirnya program yang akan kami cetuskan tersebut dinamakan dengan GESYAM, kepanjangan dari Gerakan Syari’ah Menulis. GESYAM adalah gerakan yang mendorong mahasiswa-mahasiswa jurusan Syari’ah STAIN Palangka Raya agar aktif menulis.
    Sempat mendapatkan masukan dari beberapa teman yang berasal dari jurusan lain supaya gerakan ini diperluas menjadi skala STAIN Palangka Raya. Akan tetapi setelah diperhatikan dengan seksama, sebagai gerakan yang baru saja lahir diperlukan adanya prototype sebagai tolak ukur progress dari program tersebut. Akhirnya dengan berat hati kami tetap memutuskan bahwa gerakan menulis ini untuk sementara masih terbatas kepada mahasiswa-mahasiswa jurusan Syari’ah saja. Adapun mahasiswa jurusan lain tetap dapat bergabung meski hanya sebagai kontributor. Dan kami tetap tidak menutup kemungkinan adanya wacana perluasan ruang lingkup gerakan menulis agar menjangkau seluruh lapisan mahasiswa dari berbagai jurusan di STAIN Palangka Raya.
    Sebagai upaya penanaman kebiasaan menulis bagi mahasiswa jurusan Syari’ah STAIN Palangka Raya, kami memunculkan wacana Satu Minggu Satu Artikel atau yang kami singkat dengan SMART. Dengan program ini maka diharapkan mahasiswa Syari’ah akan menjadi terbiasa untuk menulis dan melahirkan tulisan paling tidak satu minggu sekali. Hal ini tentu akan berimplikasi terhadap perkembangan mahasiswa itu sendiri.

Jangan lupa klik dan like page http://www.facebook.com/GerakanSyariahMenulis

Selasa, 23 April 2013

Keunggulan Dan Keistimewaan Hukum Islam


Oleh Ahmad Rafuan
April 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Dalam teori kontrak sosial, Plato menggambarkan hubungan erat antara penguasa dan masyarakat. Penguasa bertugas untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Tapi sesungguhnya penguasa tidak mampu berbuat apa-apa tanpa adanya bantuan dan keteraturan dari masyarakat itu sendiri. Keteraturan disini memerlukan sebuah nilai-nilai yang disepakati bersama, yakni hukum. Setiap ada masyarakat maka bisa dipastikan akan ada hukum yang hidup disana.
            Hukum berbeda-beda jenisnya. Ada hukum murni hasil olah pikir manusia ada juga hukum yang bersumber dari wahyu Tuhan. Tapi dari semua itu tetap saja hukum bertujuan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak, memberikan keadilan, dan menimbulkan keteraturan. Salah satu hukum yang bersumber dari wahyu adalah hukum Islam. Kaidah dan nilai-nilai hukum bersumber langsung dari firman Tuhan dan sabda utusan-Nya. Dalam hal ini sumber hukum adalah Al Qur’an dan Hadits.
            Meskipun sumber hukum Islam telah hadir lebih dari 14 abad yang lalu, tapi tetap saja nilai-nilai yang terkandung bersifat universal dan tidak lekang oleh waktu dan tempat. Ia tetap relevan untuk diaplikasikan kapan pun dan dimana pun. Itulah keunggulan dan keistimewaan hukum Islam dibanding hukum-hukum lainnya.
            Di dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal berkenaan dengan keunggulan dan keistimewaan hukum Islam. Tidak lupa akan disebutkan tujuan dari hukum Islam itu sendiri. Dan juga di dalam makalah ini akan sedikit dijelaskan mengenai kedinamisan hukum Islam dalam memenuhi tuntutan zaman.

Minggu, 21 April 2013

Polemik Ujian Nasional Sebagai Penentu Kelulusan


Oleh Ahmad Rafuan
21 April 2013

            Pekan Ujian Akhir Nasional bagi para pelajar sudah tiba. Lagi-lagi banyak cara yang ditempuh oleh generasi UN agar bisa berhasil dan dinyatakan lulus UN dengan nilai yang baik. Ada yang menggelar shalat hajat, meminta doa kepada para guru spiritual, ada yang mendatangi paranormal, dan tidak lupa belajar keras siang dan malam hingga lupa waktu. Tentu jauh hari sebelumnya mereka juga mengikuti les tambahan berbagai mata pelajaran yang akan diujikan. Tujuannya hanya satu, lulus Ujian Nasional!

Sabtu, 13 April 2013

Problematika Menulis


 Oleh Ahmad Rafuan
13 April 2013
            Menulis adalah bentuk kreatifitas menuangkan ide-ide dalam bentuk nyata. Menulis sebenarnya merupakan kegiatan yang menyenangkan. Namun seringkali bagi beberapa orang menulis adalah sebuah momok.Tidak kurang bagi saya sendiri juga demikian.
            Kesulitan yang sering ditemui dalam menulis adalah menorehkan kalimat pertama. Inilah yang membutuhkan waktu lama untuk memikirkan kata apakah yang pantas untuk mengawali tulisan kita. Namun sungguh apabila sudah menemukan kalimat awal, maka kalimat-kalimat selanjutnya akan mengalir dengan sendirinya mengikuti alur pemikiran yang berkecamuk di otak.