Sabtu, 09 November 2013

Mahasiswa Palangka Raya Minim Kelompok Studi

Beberapa hari yang lalu saya sempat ditanya oleh seorang bapak yang baru menetap di Palangka Raya. Sebelumnya beliau tinggal di Sintang, Kalimantan Barat, hingga akhirnya pindah kerja ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Kami mengobrol banyak hal mulai dari topik yang ringan hingga yang agak berat. Salah satu topik yang kami bahas, yang berawal dari pertanyaan beliau tentang minat para mahasiswa di Palangka Raya terhadap kelompok studi. Setelah berpikir sejenak, saya menjawab beliau bahwa -sepengetahuan saya- masih sangat sedikit adanya kelompok studi yang dilaksanakan oleh para mahasiswa. Khusus di kampus saya, bahkan jumlah kelompok studi mahasiswa bisa dihitung dengan jari. Hal ini cukup memprihatinkan, setidaknya itu yang beliau katakan. Sebab nalar kritis mahasiswa tidak jarang lahir dari kelompok-kelompok studi seperti ini. Dengan sedikitnya kelompok studi yang ada, mahasiswa akan kekurangan wadah untuk mengasah daya kritis mereka akan suatu hal.
Saya teringat akan perjuangan saya dahulu dengan beberapa teman saya dalam membentuk kelompok studi. Saat saya masih mahasiswa baru, saya dan beberapa teman saya sempat beberapa kali membuat kelompok studi. Ada berbagai macam kelompok studi yang sempat saya cetuskan dengan teman yang berbeda. Mulai dari kelompok studi ilmu falak, hukum, politik, karya ilmiah, dan bahkan kelompok studi bahasa arab. Namun semua bernasib sama, tidak ada yang bertahan lama. Alasannya pun tidak jauh berbeda, sangat sedikit mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan kelompok studi kami. Meskipun sempat berjalan selama beberapa saat, kebosanan melanda kami dengan anggota yang hanya itu-itu saja.
Kecenderungan mahasiswa sekarang, khususnya di kampus saya, adalah kupu-kupu alias kuliah pulang kuliah pulang. Bahkan untuk sekedar pergi ke perpustakaan saja sangat sulit. Saya cukup tau tentang hal ini sebab saya pernah bekerja paruh waktu di perpustakaan kampus saya selama satu tahun. Perpustakaan yang cukup megah dengan koleksi buku yang lumayan banyak, namun pengunjung khususnya mahasiswa sangat sedikit. Hanya pada saat-saat tertentulah, seperti mengerjakan tugas atau skripsi, mereka datang ke perpustakaan. Kondisi seperti inilah yang menjadi realita mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Palangka Raya. Minim kelompok studi, akhirnya minim generasi muda yang kritis.

Tidak ada komentar: